Halaman

Kamis, 29 November 2012

Akhir yang Menentukan

Saya selalu menyukai cara uztadz ini berceramah. Ringan tapi syarat makna, sederhana tapi efeknya luar biasa, ciri khasnya selalu mengajak orang lain bersedekah, yap benar...uztadz Yusuf Mansur. Tapi hari ini ternyata ceramahnya berbeda dari sebelumnya, kali ini tentang mati. 

Kalau bahas tentang mati, bulu kudukku rasanya merinding...rasanya begitu menakutkan dan selalu ada perasaan belum siap, padahal pada dasarnya semua yang hidup akan menjumpai kematian. Mendengar ceramah beliau, saya teringat video tetang para syuhada palestina yang ditayangkan saat acara Silaturahim Muslimah di LAN Antang. Sungguh kematian yang indah. Wajah-wajah mereka tersenyum,  putih bersih dan begitu damai. Lalu bagaimana denganku? akankah mendapati hal serupa? 

Dalam sebuah hadist Arba'in tentang keutamaan jihad, 
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ ، عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْر، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ. قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لأَنْ يُقَالَ جَرِىءٌ. فَقَدْ قِيلَ. ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ. قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ. وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ. فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ. وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلاَّ أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ. فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ أُلْقِىَ فِى النَّارِ [رواه مسلم[
Dari Abu Hurairah; Abdurrahman bin Shakhr , berkata; Aku mendengar Rasulullah  bersabda; Sesungguhnya manusia yang pertama-tama diadili pada hari kiamat kelak adalah seorang yang mati syahid.Dia akan dihadapkan pada nikmat-nikmatnya dan dia mengenalnya. (Allah) berkata, `Apa yang engkau lakukan dengan itu semua?’ `Aku telah berperang demi Engkau, hingga aku mati syahid. (Allah) berkata, `Engkau bohong! Engkau berperang agar disebut sebagai orang yang pemberani.’ Dan kau telah disebut sebagai pemberani Kemudian Allah memerintahkan (malaikat) untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka.
Kemudian seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya dan juga membaca Al Qur’an. Dia didatangkan kemudian diingatkan kepadanya nikmat-nikmat yang sudah didapatkannya dan dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apakah yang sudah kau perbuat dengannya ?” Maka dia menjawab, “Aku menuntut ilmu, mengajarkannya dan membaca Al Qur’an karena-Mu.” Allah berfirman, ”Engkau dusta, sebenarnya engkau menuntut ilmu supaya disebut orang alim. Engkau membaca Qur’an supaya disebut sebagai Qari’.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka.”
Kemudian ada seseorang yang telah mendapatkan anugerah kelapangan harta. Dia didatangkan dan diingatkan kepadanya nikmat-nikmat yang diperolehnya. Maka dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apakah yang sudah kamu perbuat dengannya?” Dia menjawab, “Tidaklah aku tinggalkan suatu kesempatan untuk menginfakkan harta di jalan-Mu kecuali aku telah infakkan hartaku untuk-Mu.” Allah berfirman, “Engkau dusta, sebenarnya engkau lakukan itu demi mendapatkan julukan orang yang dermawan, dan engkau sudah memperolehnya.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka. (HR Muslim) 
الحديث الثالث

Menjadi ulama, menjadi syahid, dan menjadi dermawan adalah tiga hal yang mulia dalam Islam, tapi mengapa ketiga orang diatas pada akhirnya masuk neraka? semua hanya karena mereka tidak memiliki niat yang benar. Menjadi ikhlas sungguh sulit. Tiap kali  saya membaca lagi hadist ini, dalam hati rasanya penuh, takut...sudah benarkah niat dari setiap ibadah selama ini?. Seharusnya semua karena ALLAH, tidak hanya di awal, tapi juga ditengah dan diakhirnya. Manusia sering sekali tergoda untuk menyebut-nyebut kebaikan dihadapan orang lain, inilah salah satu contoh dimana akhirnya menjadi tidak baik. Akhirnya yang menentukan keikhlasannya. 

Dalam sebuah artikel yang saya baca, dikatakan bahwa amalan itu ditentukan di akhirnya. Akhir lah yang menentukan. Saya pun meminta pada ALLAH agar diberi akhir yang baik. Kesudahan yang baik. Mati yang baik. Mati khusnul khatimah. 



bumi  ALLAH 29/11/2012
*saat ini juga diri ini berharap dimaafkan atas segala khilaf pada semua orang yang kukenal dan pernah kutemui dalam hidupku, aku sungguh berharap saat kematian menjemput, semua orang telah ridho padaku, jika ada yang pernah tersakiti diri ini siap menerima balasannya saat ini juga... 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar