Dalam hidupku, ada banyak
yang kukenal bernama Rahma. Rahma adalah nama yang bagus…dan ketiga Rahma yang
akan kuceritakan ini adalah orang baik yang luar biasa. Rahma pertama,
Rahmawati Hasbi, dia seorang sahabat. Kami kenal sejak SMP di SMPN 5 Makassar
dan saya bersyukur sampai sekarang persahabatan itu tetap terjalin malah sudah
seperti saudara. Aku memanggilnya Wati.
Halaman
▼
Jumat, 03 Agustus 2012
Wakatobi: Journey and Destiny #part2
Meskipun Wakatobi terkenal
dengan bawah lautnya yang katanya seperti surga, jujur saya tidak pernah merasakannya.
Kehidupanku disana berkutat antara lokasi proyek dan depan komputer, dari senin
sampe senin lagi, dari pagi sampai jika sudah saatnya tidur. Tidak ada waktu
untuk sekedar diving sejenak (sebenarnya juga karena saya tidak tahu
berenang). Beruntung posisiku masih bawahan dan pemula saat itu, sehingga tidak
begitu merasa tertekan. Tidak seperti beberapa dari kami.
Jilbab ke-BESAR-anku
Inilah jilbabku…beginilah
jilbabku…
Besar…besar
Memangnya kenapa dengan
jilbabku?
Jilbab ini… besar memang
Tapi adalah pakaian
kebesaranku
Kebanggaanku sebagai
seorang muslimah
Inilah pilihanku
Aku tahu mereka
menertawakan dibelakangku
Mereka melihatku dari atas
ke bawah
Mereka menganggapku aneh
Aku tidak peduli
Akan kututup telingaku
terhadap cibiran mereka
Aku tidak mau ikut
kalian!!aku tidak mau menjadi orang lain
Inilah aku… dan inilah
jilbabku…
Besar…dan Besar…
Jilbabku besar….ini pakaian
kebesaranku
Kamis, 02 Agustus 2012
Memangnya kenapa dengan jilbab saya? #part 2
Waktu pun berjalan. Setelah beberapa lama saya bekerja, rasanya saya kurang mendapatkan tambahan pengetahuan. Dibenakku kala itu sangat ingin bisa bekerja di BUMN seperti Kak Dali, sepupuku. Saya ingin merasakan ritme kerja yang katanya sangat menantang, belum lagi pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan, dan yang pasti salary-nya yang menggiurkan. Tiba-tiba saja seorang teman lama, teman SMP, yang bertahun-tahun tidak bertemu, menelponku.
Wakatobi : Journey and Destiny #part 1
Kehidupan ini kumpulan takdir, kita berjalan dari takdir
yang satu menuju takdir yang lainnya. Hari itu, 15 Agustus 2011, kumantapkan
kaki ini melangkah menuju sebuah pulau antah berantah. Ini pertama kalinya, saya keluar dari pulau berbentuk K (maksudnya pulau sulawesi) seorang diri. Demi mengejar cita-cita bekerja di sebuah perusahaan BUMN bidang konstruksi.