Dalam kasus BART, insinyur
mempunyai tugas untuk melindungi kepentingan umum, dengan mengungkapkan rahasia
perusahaan tempat ia bekerja jika perlu, ketika ia menyadari sesuatu yang salah
sedang terjadi, dalam perusahaannya. Insinyur mempunyai hak untuk melakukan hal
ini jika pihak yang memperkerjakannya merasa hal itu buruk bagi perusahaannya.
TANGGUNG JAWAB PROFESIONAL
1. Informasi
Pribadi dan Rahasia
Karakteristik sebuah profesi adalah persyaratan bahwa
profesional harus menjaga informasi tertentu tentang rahasia atau kepentingan
klien. Beberapa informasi enjiniring harus dijaga kerahasiaannya sebab kebanyakan
informasi tentang bagaimana suatu bisnis dijalankan, produk dan pemasoknya,
langsung mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk bersaing di pasar.
Tipe informasi yang harus dijaga kerahasiaannya sangat
jelas, termasuk hasil dan data pengujian, informasi tentang produk masa depan
yang belum diluncurkan, dan rancangan atau formula produk. Informasi lain yang
perlu dirahasiakan tidak sejelas itu, termasuk informasi bisnis seperti jumlah
karyawan yang mengerjakan suatu proyek, identitas pemasok, strategi pemasaran,
biaya produksi,dan pencapaian produksi. Seringkali, komunikasi internal
perusahaan dianggap “rahasia”. Sedangkan insinyur yang bekerja untuk pemerintah
memiliki kewajiban yang jauh lebih berat dalam menjaga kerahasiaan dan
memerlukan ijin keamanan yang dikeluarkan pemerintah melalui investigasi oleh
agen keamanan pemerintah sebelum diperbolehkan bekerja.
Seharusnya, seorang insinyur diwajibkan untuk tetap
merahasiakan informasi, bahkan setelah pindah ke perusahaan barudi bidang sama.
Walaupun di dalam prakteknya, hal ini sulit dilakukan karena seorang
insinyur membawa semua pengetahuan yang
mungkin dianggap rahasia oleh perusahaan terdahulu. Pengadilan sudah mempertimbangkan isu ini dan
telah berusaha mencari keseimbangan antara kepentingan dan hak dari individu
dan perusahaan saling bersaing. Perusahaan berhak merahasiakan informasinya
dari pesaing-pesaingnya. Beban untuk menjamin kedua kepentingan yang bersaing
ini diakui dan dipertahankan terletak di pundak para insinyur.
2. Konflik
Kepentingan
Konflik kepentingan timbul ketika
sebuah keinginan, jika diikuti, dapat membuat seorang profesional tidak
memenuhi salah satu kewajibannya (Martin dan Schinzinger, 2000).
Menurut Harris, Pritchard, dan
Rabbins, ada 3 jenis konflik kepentingan:
Ø konflik
kepentigan aktual yang mengkompromikan penilaian enjiniring dan objektif.
Ø konflik
kepentingan potensial yang mudah berubah menjadi konflik kepentingan aktual.
Ø konflik
kepentingan yang muncul karena suatu situasi, di mana bila insinyur dibayar
berdasarkan persentase biaya desain.
Cara yang baik untuk menghindari konflik kepentingan
yaitu dengan mengikuti petunjuk kebijakan perusahaan. Jika tidak ada, kebijakan
seperti ini, maka, dapat dilakukan dengan meminta pendapat dari asisten atau
manajer. Jika kedua pilihan ini tidak ada, maka tindakan terbaiknya yaitu
dengan mempelajari motif dan menggunakan teknik penyelesaian etika. Akhirnya,
kita dapat melihat pernyataan-pernyataan dalam kode etik profesional yang
semuanya malarang konflik kepentingan.
3. Etika
Lingkungan
Insinyur bertanggung jawab atas
terciptanya teknologi yang menyebabkan kerusakan lingkungan dan insinyur juga
harus berusaha menemukan solusi terhadap masalah yang ditimbulkan oleh
teknologi modern. Pergerakan perlindungan lingkungan membangkitkan kesadaran di
antara para insinyur bahwa mereka mempunyai tugas untuk menggunakan pengetahuan
dan keahlian mereka untuk membantu melindungi lingkungan.
Hal yang mendasar dalam
membicarakan isu-isu etika dalam teori lingkungan adalah suatu kesimpulan
tentang status moral lingkungan. Salah satu cara untu mengeksplorasi status moral
lingkungan adalah mencoba menjawab beberapa pernyataan tentang tempat manusia
dalam lingkungan kita. Salah satu bentuknya status moral lingkungan yaitu
pandangan yang menyatakan bahwa manusia hanyalah salah satu komponen lingkungan
dan semua komponen memliki status moral yang sama. Oleh karena itu, tugas
terpenting yang harus dilakukan semua orang adalah melakukan apapun yang
diperlukan untuk mempertahankan biosfer yang sehat demi kepentingannya sendiri.
Tanpa memperhatikan tujuan,
terdapat berbagai pendekatan yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah
lingkungan. Pendekatan-pendekatan ini meniru pendekatan yang dapat diambil
untuk menyelesaikan masalah lingkungan.
Pendekatan pertama kadang-kadang
disebut sebagai pendekatan tak sadar biaya (Martin dan Schinzinger, 2000),di
mana biaya tidak diperhitungkan, tetapi lingkungan harus dibuat sebersih
mungkin dan degradasi lingkungan dalam tingkat apapun tidak diterima.
Pendekatan ini sulit dilakukan,terutama dalam masyarakat urban modern.
Pendekatan kedua didasarkan pada analisis biaya-manfaat,
yang diturunkan dari utilitarianisme, di mana masalah dianalisis menyangkut
masalah yag didapat dari pengurangan polusi-peningkatan kesehatan manusia.
Biaya dan dan manfaat ditimbang untuk menentukan kombinasi optimum. Tujuan
pendekatan ini adalah untuk mencapai keseimbangan manfaat polusi secara ekonomi
dengan kesehatan atau pertimbangan lingkungan.
Terdapat beberapa masalah yang berhubungan dengan
pendekatan biaya-manfaat yakni asumsi implisit dalam analisis biaya-manfaat,
sulit untuk menilai biaya dan manfaat secara akurat, dan tidak benar-benar
memperhitungkan siapa yang mengeluarkan biaya dan siapa yang menerima manfaat.
Kode etik profesional memberi
tahu kita untuk mengutamakan keselamatan masyarakat dan lingkungan.jadi, jelas
bahwa insinyur mempunyai tanggung jawab untuk menjamin bahwa pekerjaan mereka
sebisa mungkin dilakukan dengan cara yang paling aman bagi lingkungan.
Sebagai profesional, insinyur
mempunyai hak untuk mengungkapkan pendapat mereka tentang isu-isu moral seperti
isu lingkungan. Seorang insinyur tidak boleh dipakasa perusahaannya untuk
mengerjakan proyek yang menurutnya mempunyai masalah etika, termasuk yang
berdampak buruk pada lingkungan.
Prinsip dasar kode etik
enjiniring profesional menyatakan bahwa seorang insinyur tidak boleh membuat
keputusan dalam bidang yang bukan merupakan keahliannya. Insinyur seharusnya
meminta nasehat dari orang lain yang memiliki pengetahuan untuk mambantu
menganalisis dan memahami konsekuensi lingkungan dari suatu proyek yang mungkin
terjadi.
C. ETIKA
KOMPUTER
Komputer dengan cepat menjadi peralatan dalam enjiniring.
Komputer membawa manfaat bagi masyarakat,tetapi kadang ada juga cara di mana
komputer disalahgunakan sehingga menimbulkan masalah etika yang serius.
Ada 3 kategori yang jelas dari masalah etika komputer:
kategori di mana komputer menjadi alat untuk tindakan yang tidak etis, kategori
di mana komputer menjadi objek tindakan dan masalah-masalah yang berhubungan
dengan sifat otonom komputer (Marti dan kategori untuk schinzinger, 2000)
1. Komputer
Sebagai Alat Perilaku Tidak Etis
Pembicaraan tentang etika
komputer akan dimulai dengan pembicaraan tentang cara-cara di mana komputer
sebagai alat perilaku tidak etis. Misalnya, komputer dapat digunakan untuk
mencuri uang di bank dengan lebih efisien. Komputer dapat digunakan untuk
merampok bank dengan cara yang lebih mudah dan lebih sulit diacak.
Perampokan melalui komputer
tidak melibatkan emosi pelaku dan mempermudah kriminal dalam mencuri dari
banyak sekali orang. Sayangnya, teknologi untuk mendeteksi dan mencegah tipe
kejahatan seperti ini jauh tertinggal di belakang dan orang yang berusaha
membatasi kejahatan komputer selalu memainkan peranan sebagai sang pengajar.
Daerah instrumental lain dari
masalah etika komputer melibatkan privasi. Komputer membuat privasi menjadi
lebih sulit dilindngi, karena sejumlah besar data tentang perusahaan disimpan
dalam komputer di mana banyak orang dapat mengaksesnya.
2. Komputer
Sebagai Objek Tindakan Tidak Etis
Ketika komputer menjadi objek
tindakan yang tidak etis, maka hal ini disebut “pembobolan (hacking)”. Hacking
terjadi dalam berbagai bentuk: memperoleh akses tanpa ijin terhadap database,
memasukkan informasi yang salah ke dalam database atau mengubah informasi yang ada dan menyebarkan virus
melalui internet.
Pembobolan komputer merupakan
masalah komputer karena mengakses informasi pribadi adalah pelanggaran terhadap
hak privasi seseorang atau perusahaan, bahkan meski pelaku pembobolan itu
menyimpan informasi yang didapatnya untuk dirinya sendiri.
3. Komputer
Otonom
Otonomi mengacu pada kemampuan
untuk membuat keputusan tanpa intervensi manusia. Kemampuan otonom komputer
diperlukan pada beberapa aplikasi-aplikasi karena pada interval tertentu dapat
memperoleh manfaat tertentu.
Namun aplikasi komputer otonom
lainnya tidak begitu disukai. Karena
komputer hanya mengikuti program yang ada dan tidak mampu mengaplikasikan
programnya pada semua situasi sehingga mengakibatkan kehancuran besar bahkan
kehilangan nyawa.
Sehingga
meskipun komputer otonom dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam
benyak bidang, namun diperlukan kendali manusia untuk mencegah terjadinya
bencana.
4. Kode
Etik Komputer
Untuk membantu pengambilan
keputusan, maka dikembangkan kode etik untuk penggunaan komputer yang menjadi
petunjuk pemakaian sumber daya komputer secara etis, tetapi tidak boleh
digunakan sebagai pengganti untuk pemikiran dan penilaian moral.
D. HAK-HAK
PROFESIONAL
Insinyur juga mempunyai
hak berjalan seiring dengan tanggung jawabnya. Ada hak-hak individual yang
tidak memperhatikan status profesional, termasuk hak privasi, hak untuk
berpartisipasi dalam kegiatan di luar pekerjaan, hak untuk secara rasional
mengajukan keberatan atas kebijakan perusahaan tanpa merasa takut akan hukuman,
dan hak untuk melakukan protes.
Hak insinyur yang paling mendasar adalah hak keadaran
moral profesional (Martin dan Schinzinger, 2000). Hak ini mencakup hak untuk
melakukan penilaian ini dengan cara beretika. Hak kesadaran moral profesional bisa
memilikibanyak aspek. Aspek ini mungkin disebut sebagai “Hak Penolakan
Berdasarkan Moral” (Martin dan Schinzinger, 2000). Hak ini merupakan hak untuk
menolak untuk terlibat dalam perilaku tidak etis.
1. Insinyur
dan Industri Pertahanan Keamanan (Hankam)
Salah satu perysahaan yang
paling banyak memperkerjakan insinyur di seluruh dunia adalah industri hankam.
Karena pada dasarnya, senjata dirancang untuk satu tujuan- untuk membunuh
manusia-penting untuk melihat pekerjaan ini dalam konteks enjiniring dan hak
insinyur.
Seorang insinyur dapat memilihuntuk bekerja atau tidak
bekerja dalam industri yang berhubungan dengan pertahanan keamanan secara etis
membuktikan dirinya dalam kedua posisi tersebut. Di satu pihak, banyak
profesional enjiniring yang rasional merasa bahwa secara etika, mereka tidak
dapat merancang sesuatu yang pada akhirnya akan digunakan untuk membunuh
manusia walaupun mereka tidak terlibat secara langsung dalam penggunaan senjata
tersebut. Sedangkan di lain pihak, insinyur memiliki tanggung jawab moral yang
sama merasa jenis pekerjaan ini dapat diterma secara etika karena mereka
beralasan bahwa mempertahankan negara adalah salah satu fungsi resmi pemerintah
merupakan ehormatan bagi insinyur yang berkontribusi di dalamnya.
Mengingat isu-isu di sekitar
pekerjaan ini, maka kita dapat menyelesaikan masalah ini dengan mempertanyakan
apakah pekerjaan kita dapat menigkatkan karir atau hanya pekerjaan sementara
saja. Namun, pada akhirnya bergantung dari penilaian dan perasaan pribadi
masing-masing karena mngingat implikasinya bagi nyawa manusia.
E. TINDAKAN
MENGUNGKAP RAHASIA PERUSAHAAN (WHISTLEBLOWING)
Ada peningkatan perhatian yang
diberikan pada pengungkap rahasia perusahaan selama 30 tahun terakhir baik di
dalam pemerintahan maupun industri swasta di mana terjadi tindakan yang
dilakukan karyawan untuk menginformasikan kepada publik atau manajemen yang
lebih tinggi tentang perilaku tidak etisatau ilegal yang dilakukan perusahaan
atau atasannya.
Menurut kode etik enjiniring
bidang enjiniring profesioanal, insinyur mempunyai kewajiban untuk melindungi kesehatan
dan keselamatan umum. Jadi, seorang insinyur didorong unuk mengungkap tindakan
atau proyek yang membahayakan nilai-nilai itu. Insinyur juga mempunyai hak
profesional untuk mengungkap kesalahan dalam organisasi mereka dan mengharapkan
dapat mengambil tindakan yang tepat.
1. Jenis-Jenis
Tindakan Mengungkap Rahasia Perusahaan
Terdapat dua jenis tindakan
pengungkapan rahasia yakni pengungkapan rahasia eksternal dan internal.
Tindakan pengungkapan rahasia perusahaan internal terjadi ketika seseorangkaryawan
pergi menenmui kepala atasan langsungnya untuk melaporkan masalah ke tingkat
manajemen yang lebih tinggi.
Sedangkan
tindakan pengungkapan rahasia eksternal terjadi ketika karyawan pergi ke luar
perusahaan dan melaporkan kesalahan perusahaannya pada surat kabar atau
otoritas penegak hukum.
Ada pula perbedaan antara
tindakan pengungkapan rahasia perusahaan yang diketahui siapa pelakunya dan
yang anonim. Pengungkpan anonim terjadi ketika sang pengungkap menolak
menyebutkan namanya ketika mmbuat tuduhan. Tuduhan ini mungkin berbentuk memo
tanpa nama yang diberikan kepada tingkat manajemen yang lebih tinggi atao
telepon oleh seseorang yang tidak menyebutkan namanya kepada polisi.
Pengungkapan rahasia perusahaan
bisa dianggap angat buruk dari sudut pandang perusahaan karena tindakan ini
dapat menyebabkan ketidakpercayaan, ketidaharmonisan, dan ketidakstabilan bagi
karyawan yang seharusnya bekerja sama.
2. Kapan
Tindakan Mengungkap Rahasia Perusahaan Harus Dilakukan
Ada 4 kondisi di mana tindakan
pengungkapan rahasia perusahaan harus dilakukan (Harris, Pritchard, dan Rabins,
2000) :
1) kebutuhan,
harus ada bahaya jelas dan penting yang dapat dihindari dengan tindakan ini.
2) kejelasan,
sang pengungkap harus berada dalam posisi yang sangat jelas untuk melaporkan
masalah ini.
3) kemampuan,
sang pengungkap harus memiliki kesempatan sukses yang cukup besar dalam
menghentikan suatu kegiatan berbahaya.
4) sumber
terakhir, tindakan pengungkapan kesalahan hanya harus dilakukan bila tidak ada
orang lain yang lebih mampu atau jelas untuk melakukan tindakan ini dan jika
merasa semua tindakan lain telah ditempuh atau ditutup.
Kita hanya
wajib mengungkap rahasia perusahaan jika ada bahaya besar yang dapat
membahayakan seseorang jika suatu kegiatan terus berlangsung dan keempat
kondisi di atas terpenuhi.
3. Mencegah
Terjadinya Tindakan Mengungkap Rahasia Perusahaan
Tindakan pengungkapan rahasia dapat
berdampak buruk bila dipandang dari sudut perusahaan karena citra organisasi
barada dalam bahaya dan berdampak negatif pada prospek perusahaan di masa yang akan
datang.
pendekatan perusahaan yang umum
dilakukan untuk menghadang tindakan pengungkapan rahasia perusahaan dan
publisitas buruk yang dihasilkannya adalah memecat sang pengungkap dan
mengintimidasi karyawan yang lain yang tampaknya akan berbuat sama.
Ada empat cara untuk
menyelesaikan masalah tindakan pengungkapan kesalahan di dalam perusahaan.
Ø Pertama,
harus ada budaya etika yang kuat di dalam perusahaan. Budaya ini harus meliputi komitmen yang jelas terhadap
perilaku etis, yang dimulai pada tingkat manajemen tertinggi,training etika
bagi seluruh karyawan pun dijadikan kewajiban. Semua manajer harus menetapkan irama
untuk prilaku etika para karyawannya.
Ø Kedua,
harus ada gais komunikasi yang jelas di dalam perusahaan. Keterbukaan ini
memberikan jalur yang jelas bagi karyawan yang merasa harus ada sesuatu yang
harus diperbaiki untuk mengungkapkan kekhawatirannya.
Ø Ketiga,
semua karyawan harus mempunyai akses yang berarti terhadap manajer tingkat
atas, kepada siapa mereka harus mengungkapkan kekhawatirannya. Sebaliknya
karyawan yang berani mengungkapkan kekhawatirannya harus dihargai karena
komitmen mereka untuk mendorong perilaku
etis perusahaan.
Ø Keempat,
harus ada kemauan dari pihak untuk mengakui kesalahan, mengumumkannya jika
perlu. Perilaku ini akan menjadi contoh bagi perilaku etis karyawan lainnya.
APLIKASI KASUS-KASUS
Ø Kasus
BART
Ø Kasus
Rem A7-D Goodrich
Ø Kasus
kota Albuquerque vs. Pengairan Isleta Puebio
Ø Kevin
Mitnick dan pembobolan komputer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar